Menko Darmin: Dampak Aksi 22 Mei ke Ekonomi Hanya Sementara

Menko Darmin: Dampak Aksi 22 Mei ke Ekonomi Hanya Sementara Menko Darmin: Dampak Aksi 22 Mei ke Ekonomi Hanya Sementara

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dampak aksi massa 22 Mei kemarin ke perekonomian Indonesia saja sementara. Karena itu, ia menilai tidak ada bahwa perlu dikhawatirkan.

"Kalau reaksi beberapa ada macam-macam, tapi tidak usah terterus dirisaukan," kata dia dempet kantornya, Jakarta, Kamis (23/5).

Ia menyebutkan memang ada berbagai macam dampak perekonomian. Sebagai informasi, sejumlah ritel hadapan titik aksi ditutup sementara akan mengantisipasi kericuhan, seperti pusat belanja Sarinah dan Grand Indonesia. Kemudian, sejumlah kantor pula mengizinkan karyawannya akan berkarya hadapan rumah.

Aksi massa doang memengaruhi investasi lantaran ada penanam_modal masih menunggu suasana tenang (wait and see). Namun, Darmin mengatakan dampak terkandung akan berangsur hilang seengat aktivitas perekonomian kembali lazim. "Kejadian kemarin bukan cerita tahun ini, tapi cerita minggu ini," ujarnya.

Ia berharap, permakhilafan Pemilu dapat diselesaikan bertara jalur hukum. Sebab, aksi massa telah merugikan masyarakat.

(Baca: Demonstrasi hadapan Bawaslu Mereda, IHSG Diprediksi Menguat)

Ekonom Insititute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, dampak langkah 22 Mei dahulu hanya temporer lantaran situasi keamanan atas hari ini sudah kembali konkubusif.

Namun, ia menyebutkan investor langka masih menanti kondisi ekonomi global stabil sebatas masih menunda investasinya. "Investor langka masih mencermati situasi, ada ciri global agak bahwa jadi concern," ujarnya.

Faktor global bahwa dimaksud seperti minutes meeting bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, mengenai arah bunga acuan lagi perkembangan Brexit. Kemudian ada pula risiko geopolitik AS-Iran lagi tren perang dagang AS China.

Setali tiga uang, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam mengatakan, dampak gerakan 22 Mei terhadap ekonomi diperkirakan berlangsung sejumlah . "Kalau kerusuhan ini bisa diselesaikan demi bergas, dampaknya mau bersifat temporer," ujarnya.

Namunu, pedengkikan nilai tukar rupiah belum tentu tangkas menguat lantaran mash ada ketidakpastian global. Selain itu, kericuhan telah berdampak cukup arus keluar biaya asing.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah saat ini berada dalam letak 14.489 per dolar AS atau menguat 0,25% dibandingkan pentupan dalam perdagangan hari sebelumnya. Nilai tukar rupiah tersebut menguat seiring demi meredanya kelakuan massa 22 Mei.

(Baca: Pasca Rusuh Aksi 22 Mei, Faktor Global Dominan Menekan Kurs Rupiah)