Harga Minyak Indonesia Naik 6,4% ke US$ 79,34 Dipicu Kebijakan OPEC+

Harga Minyak Indonesia Naik 6,4% ke US$ 79,34 Dipicu Kebijakan OPEC+ Harga Minyak Indonesia Naik 6,4% ke US$ 79,34 Dipicu Kebijakan OPEC+

Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) Bulan April 2023 ditetapkan sekelonggaran US$ 79,34 per barel. Naik US$ 4,75 atau 6,36% ketimbang US$ 74,59 atas bulan sebelumnya.

Harga ICP terhormat tercantum dempet dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) Nomor 174.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan April 2023 dalam skalal 2 Mei 2023.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, berikut Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengmembukakan bahwa daripada Analisa Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, kenaikan ICP Bulan April alpa satunya dipengaruhi oleh kebijakan daripada OPEC+.

“Pada awal April, OPEC+ mengmenduniakan tambahan pemangkasan produksi selepas 1,16 juta bopd, dekat luar ekspektasi pasar. Sesampai-sampai total pemotongan produksi OPEC+ termasuk perberjarakan pemotongan produksi Rusia memerankan 3,66 juta bopd, setara 3,7% dari permintaan minyak mentah global,” ujar Agung terdalam siaran pers, dikutip Rabu (3/5).

Lebih lanjut, Agung menjelaskan EIA (Energy Information Administration) melaporkan, terjadi penurunan stok April dibandingkan Maret 2023, adapun terdiri melalui minyak mentah seadi 9,1 juta barel merupakan 460,9 juta barel; Gasoline seadi 1,5 juta barel merupakan 221,1 juta barel; lagi Distillate seadi 1,6 juta barel merupakan 111,5 juta barel.

Kemudian bagian lainnya, sambung Agung, ialah penghentian pasokan minyak mentah Irak mekelaki pipa oleh Turki seagung 450.000 bopd, selesai Irak memenangkan arbitrase yang mengatakan bahwa Turki telah melanggar kesepakatan bersama dengan mengijinkan Kurdistan ekspor tanpa permufakatan pada Pemerintah Pusat Irak.

Sementara itu, di dalam laporan OPEC pada bulan April 2023, terkait pertumbuhan permintaan minyak dunia tahun 2023 tidak berubah ketimbang laporan bulan sebelumnya sebesar 2,3 juta bopd.

Namun permintaan minyak di negara-negara Non-OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) direvisi lebih peerkembangan karena peningkatan bergerak terusitas ekonomi nan lebih tidak emosi ketimbang perkiraan di Cina, Timur Tengah, Amerika Latin beserta wilayah Eropa lainnya.

Sedangkan paling dalam laporan IEA (International Energy Agency) bulan April 2023, menyebutkan bahwa pertumbuhan permintaan minyak mentah dunia tahun 2023 segede 2 juta bopd menjadi segede 101,9 juta bopd, merupakan rekor teragung, seiring pulihnya konsumsi minyak Cina, terutama setelah pencabutan kebijakan zero-covid.

“Selain itu IEA doang menyampaikan bahwa pasokan minyak mentah dunia turun seagam 400.000 bopd balasan pemotongan produksi sejumlah produsen antara bulan Mei. Senada memakai laporan jumlah oil rig AS dari Baker Hughes, nan merupakan indikator potensi pasokan minyak, mencapai level telunak sejak Juni 2022,” tulis tim harga minyak.

Untuk Kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan untuk elemen-elemen terkandung, juga dipengaruhi untuk perekonomian China nan tumbuh seagung 2,2%, peningkatan impor minyak mentah serta peningkatan giatitas kilang China untuk memenuhi permintaan ekspor BBM beserta peningkatan konsumsi lokal, setelah pencabutan kebijakan zero-covid.

“Kemudian, permintaan BBM yang berkuasa dari India hasil pertumbuhan ekonomi yang setimbang, berkat dukungan rencana belanja pemerintah bersama pemotongan pajak karyawanan,” kata Agung.

Adapun perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama atas bulan April 2023 dibandingkan bulan Maret 2023 ialah bagaikan berikut: